PROYEKSI CUKUP MENGGIURKAN: Bengkulu Diprediksi Capai Pertumbuhan Ekonomi 5,20% pada 2025 Berkat Sinergi BI dan Pemprov!
Bengkulu, Poroskeadilan.com – Pemerintah Provinsi Bengkulu bersama Bank Indonesia (BI) menegaskan komitmen sinergi yang kuat dan berkelanjutan dalam menjaga stabilitas ekonomi, mengendalikan inflasi, serta mempercepat transformasi ekonomi daerah. Penegasan ini disampaikan dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2025 yang digelar pada Jumat malam, 28 November 2025, di Ballroom Hotel Mercure Bengkulu.
PTBI 2025 di Bengkulu mengusung tema “Tangguh dan Mandiri: Sinergi Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Lebih Tinggi dan Berdaya Tahan,” berlangsung pukul 18.00–21.30 WIB. Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh daerah, di antaranya Bupati Seluma, Wali Kota Bengkulu Dedy Wahyudi, PJ Sekda Lebong Syarifudin, dan Sekda Bengkulu Utara, bersama jajaran Forkopimda, akademisi, pelaku usaha, serta pimpinan perbankan dan media. Arahan dari Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, yang disampaikan secara nasional melalui tayangan resmi PTBI, turut menjadi bagian penting dalam forum tersebut.
Mewakili Kepala Perwakilan BI Bengkulu, Wahyu Yuwana Hidayat, Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Bengkulu, Muhammad Irfan Octama, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas sinergi seluruh pemangku kepentingan sepanjang tahun 2025.
“Dukungan Pemerintah Provinsi Bengkulu, para bupati dan wali kota, instansi terkait, pelaku usaha, asosiasi, serta media telah menjadi fondasi penting dalam menjaga stabilitas ekonomi daerah,” ujar Irfan.
Ia secara khusus menggarisbawahi kolaborasi yang terjalin melalui forum-forum strategis seperti TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah), GNPIP (Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan), TP2DD (Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah), dan TP2ED (Tim Percepatan dan Perluasan Ekonomi Digital).
Irfan menambahkan bahwa kinerja ekonomi Bengkulu pada 2025 berada dalam tren positif dengan pertumbuhan yang relatif tinggi dan stabilitas yang terjaga. BI memprakirakan pertumbuhan ekonomi Bengkulu pada 2025 akan berada pada rentang 4,40%–5,20% (yoy)—lebih tinggi dibanding capaian tahun 2024 sebesar 4,62%.
“Ketangguhan berarti memperkuat kemampuan menghadapi gejolak eksternal, sementara kemandirian kita capai dengan mengembangkan sumber pertumbuhan ekonomi baru berbasis potensi daerah,” tegasnya.
Sambutan dari Pemerintah Provinsi Bengkulu yang disampaikan oleh Kepala Biro Ekonomi, Zahirman, mewakili Gubernur Bengkulu Helmi Hasan, menyampaikan terima kasih atas pendampingan konsisten dari BI.
“Kami sangat merasakan manfaat sinergi bersama BI, baik melalui TPID, operasi pasar murah, penyediaan data, maupun penguatan sistem pembayaran digital. Kerja sama inilah yang memungkinkan inflasi Bengkulu terjaga di level 2,85% hingga Oktober 2025,” kata Zahirman.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi bersama Polda, TNI, dan pemerintah kabupaten/kota dalam menjaga kelancaran distribusi pangan dan menertibkan praktik perdagangan. Penguatan pasokan dan distribusi pangan menjadi prioritas, mengingat Kota Bengkulu disebut sebagai wilayah dengan kontribusi inflasi terbesar.
BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Bengkulu akan kembali terakselerasi pada tahun 2026, didorong oleh konsumsi rumah tangga sebagai motor utama serta perbaikan signifikan pada sektor pertanian dan perdagangan.
Untuk mencapai pertumbuhan yang optimal, BI menekankan pentingnya memperkuat strategi:
- Pengembangan sumber pertumbuhan baru berbasis potensi daerah.
- Menarik investasi serta mempercepat program strategis pemerintah (cetak sawah, optimalisasi lahan).
- Memperkuat sinergi kebijakan melalui koordinasi quadralhelix antara TP2ED, RIRU, TPID, dan TP2DD.
Langkah-langkah ini mencakup pengembangan industri hilir, diversifikasi produk dan pasar, percepatan investasi melalui penyediaan lahan dan infrastruktur, serta penyempurnaan regulasi yang mendorong inovasi digital.
Arahan Presiden RI Prabowo Subianto turut menegaskan perlunya daerah memperkuat ketahanan pangan, meningkatkan kapasitas produksi, dan mengembangkan industri hilirisasi untuk memperluas lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Kegiatan PTBI 2025 diakhiri dengan penegasan bahwa keberhasilan pengendalian inflasi dan percepatan pertumbuhan ekonomi hanya dapat dicapai melalui kolaborasi yang kuat dan berkelanjutan antar pemerintah, dunia usaha, perbankan, dan masyarakat.