Mukomuko, Poros keadilan.com – Dana permodalan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dari 2020 di Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu disoroti masyarakat. Dana permodalan yang dianggarkan dari Dana Desa (DD) sudah menyedot Rp. 60 juta dan Rp. 80 juta, hingga ratusan juta. Namun perkembangan BUMDes hanya berjalan di tempat, bahkan ada dugaan berpotensi dikorupsi.
Dana BUMDes di beberapa Desa di Kabupaten Mukomuko Diduga Raib Bak Ditelan Bumi
Junaidi selaku ketua Kualisi Rakyat Menggugat (KRM) menambahkan Pemerintah Kabupaten Mukomuko melalui Dinas Dinas terkait sepertinya membiarkan atau pembiaran terhadap Desa desa yang telah menganggarkan Dana Bumdes yang tidak tau berjalan. Beberapa desa di Kabupaten Mukomuko telah banyak menelan anggaran Desa yang dilarikan ke Bumdes sampai kini tidak tahu ujung pangkalnya.
“Jadi sepertinya dinas dinas terkait melakukan pembiaran terhadap Desa desa yang menganggarkan anggaran Bumdes dari Dana Desa. Permodalan BUMdes yang bersumber dari DD menghilang sia sia begitu saja serta tidak ada pertanggung jawaban,” ujarnya Senin (27/3/2023)
Namun harapan tersebut belum membuahkan hasil yang memadai, perlu diketahui terdapat banyak faktor yang menyebabkan tidak berhasilnya program-program BUMDes. Salah satu faktor yang paling dominan adalah Pemerintah Kabupaten Mukomuko melalui dinas terkait diduga kurang serius mendukung memajukan pengembangan BUMDes.
Akibatnya daya kreatifitas dan inovasi masyarakat Mukomuko dalam mengelola dan menjalankan mesin ekonomi melalui BUMDes tidak berdampak.
Sistim dan mekanisme kelembagaan ekonomi di Kabupaten Mukomuko tidak berjalan efektif dan berimplikasi pada ketergantungan terhadap bantuan Pemerintah sehingga mematikan semangat kemandirian masyarakat.
Junaidi menambahkan, terkait adanya dugaan penyimpangan maupun penyalahgunaan permodalan yang bersumber dari DD aparat penegak hukum (APH) diminta mengusut dana modal BUMDes se Kabupaten Mukomuko.
“Karena perkembangan BUMDes di Mukomuko sudah mati suri. Dibeberapa desa terpantau sudah banyak yang tutup. Informasi yang dihimpun, BUMDes banyak yang tutup karena tidak memiliki modal lagi.”tutupnya(Dnex)