Bengkulu, Poroskeadilan.com – Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah memastikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu bersama Forum Kolaborasi Pengelolaan Kawasan Ekosistem Essensial (KEE), berada di garda terdepan dalam pelestarian habitat sekaligus satwa Gajah Sumatera yang berada di Kawasan Konservasi Bentang Seblat hingga Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).
Hal tersebut ditegaskan Gubernur Rohidin usai terima audiensi Forum Kolaborasi Pengelolaan Kawasan Ekosistem Essensial (KEE), di Gedung Daerah Balai Raya Semarak Bengkulu, Selasa (23/08).
“Kita akan mengundang beberapa pemangku kepentingan di kawasan itu terkait kebutuhan dalam rangka memberikan habitat yang layak untuk konservasi Gajah Sumatera. Saya juga mendelegasikan dalam waktu dekat kepada Forum KEE bersama Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Bengkulu untuk meminta kepada perusahaan-perusahaan yang ada di sekitar wilayah agar menyediakan koridor bagi Gajah Sumatera,” tegas Gubernur Bengkulu ke-10 ini.
Berdasarkan data analisis konsorsium yang terdiri dari Genesis Bengkulu, Kanopi Hijau Indonesia dan Lingkar Inisiatif menemukan hutan seluas 6.358,00 hektar tersebut saat ini telah berubah menjadi pertanian lahan kering campuran seluas 3.553 ha, lahan terbuka seluas 2.088 ha, semak belukar seluas 407,38 ha, dan perkebunan seluas 308,99 ha.
Sementara jumlah luasan ini diketahui berdasarkan hasil analisis tutupan lahan yang dilakukan oleh Konsorsium Bentang Alam Seblat melalui metodologi remote sansing memanfaatkan citra sentinel yang divalidasi menggunakan citra satelit google earth.
Di samping itu Gubernur Rohidin juga mengingatkan kepada masyarakat di sekitar kawasan untuk tidak melakukan perambahan atau pembalakan hutan, apapun dalilnya. Karena walaupun kawasan itu telah diusulkan dalam bentuk perubahan status kawasan, tentu harus menunggu keputusan dari KemenLHK serta titik koordinat dan kawasan yang diusulkan juga belum tuntas.
“Saya ingatkan kepada semua pihak untuk tidak melakukan perambahan hutan, karena kawasan itu sangat penting sekali dalam rangka kelestarian Gajah Sumatera,” pungkasnya.
Dijelaskan Ketua Forum Kolaborasi Pengelolaan KEE Ali Akbar, Kawasan Bentang Alam Seblat – Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) menjadi kawasan ekologi penting bukan hanya bagi gajah sumatera tapi juga bagi satwa lainnya.
Di lain pihak lanjut Ali Akbar, ekologi ini juga menjadi pendukung penyelamat warga atau wilayah Kabupaten Bengkulu Utara dan Mukomuko.
“Jadi dua pendekatan penting inilah yang menjadi latar belakang kami dari Forum KEE ini untuk mencoba memastikan bentang alam Seblat itu selamat,” ungkapnya.
Diketahui pada kawasan Bentang Alam Seblat terdapat tiga kantong habitat Gajah Sumatera yang terdiri dari HP Air Teramang seluas 4.818,00 hektar, HP Air Rami 14.010,00 hektar dan TWA Seblat 7.732,80 hektar.
TWA Seblat hingga saat ini berfungsi sebagai Pusat Latihan Gajah Sumatera dalam pengawasan langsung BKSDA Bengkulu-Lampung. Apalagi, saat ini populasi Gajah Sumatera di Provinsi Bengkulu diperkirakan hanya tersisa 70 hingga 150 ekor saja.