Bengkulu, Poroskeadilan.com – Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menyapa jamaah haji asal Bengkulu secara virtual, yang saat ini telah menyelesaikan ibadah umroh wajib, Kamis (23/6/2022).
Gubernur Rohidin berpesan untuk selalu menjaga kondisi fisik agar semua rukun haji dapat dikerjakan dengan sempurna. Khususnya pada pada tanggal 9 dzulhijjah, yang dikenal sebagai Hari Arafah.
Hari Arafah adalah puncaknya ibadah haji. Di mana jutaan jemaah haji berkumpul di Padang Arafah, yang luasnya sekitar 36 kilometer persegi yang terletak di antara Mina dan Muzdalifah dari arah Makkah.
Arafah adalah tempat seluruh jemaah haji berkumpul untuk melakukan wukuf. Wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijjah 1443, diperkirakan bertepatan dengan 8 Juli 2022 atau jatuh di hari Jumat.
“Puncak haji itu saat wukuf di Arafah pada tanggal 9 Zulhijjah dan nanti saat akan melempar jumroh, saya kira harus dipersiapkan dengan baik, supaya nanti pas ibadah puncak haji itu semua dapat dilaksanakan dengan baik, rukunnya juga dilaksanakan dengan sempurna,” jelas Gubernur Rohidin kepada para jamaah haji.
Tampak beberapa pejabat Permprov Bengkulu yang sedang melaksanakan ibadah haji berdialog bersama Gubernur Rohidin. Diantaranya adalah Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu Hamka Sabri dan Kepala Dinas Kominfotik Provinsi Bengkulu M. Redhwan Arif.
Terkait perbedaan cuaca yang ekstrim antara di Indonesia khususnya Bengkulu dan Makkah, Gubernur Rohidin menghimbau agar jamaah haji tetap berada di dalam ruangan dan jika memang bukan hal yang penting seperti mengerjakan rukun haji atau ke masjidil haram.
Gubernur Rohidin sendiri terus memperjuangkan agar jamaah haji asal Bengkulu dapat terbang langsung ke tanah suci tanpa harus transit ke Padang Sumatera Barat. Pada posisi saat Bengkulu masih menjadi embarkasih haji antara, dengan kuota jamaah haji Bengkulu berkisar antara 1500 jamaah, sedangkan syarat minimun untuk menjadi embarkasih penuh adalah 4000 jamaah hal ini tentu cukup sulit dipenuhi.
Untuk itu, Gubernur Rohidin mengungkapkan telah melakukan pembicaraan dengan Angkasa Pura II agar Bandara Fatmawati bisa menjadi bandara Internasional dengan landasan pacu yang mencukupi untuk pesawat berbadan besar.
“Ini sedang kita lakukan, termasuk ke Kementerian Agama agar semua proses pemberangkatan haji itu bisa semua diselesaikan di Bengkulu, secara administratif boleh saja bergabung dengan embarkasi Sumatera Barat, tetapi secara defacto urusan haji bisa diselesaikan di Bengkulu dan 2 hingga 3 pesawat bisa langsung terbang ke Arab Saudi dari Penerbangan Fatmawai Bengkulu,” harap Gubernur Rohidin.