Bengkulu, Poroskeadilan.com – Perkembangan zaman dan era digital saat ini mulai mengarahkan masyarakat di kota besar untuk kembali merasakan suasana pedesaan pendekatan eco friendly dan berkonsep “back to nature”.
Atas kondisi tersebut, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah sejak beberapa tahun terakhir menginisiasi Program Warung Kopi (Warkop) Digital yang saat ini telah tersebar di beberapa desa, seperti di desa-desa yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan, Kepahiang dan Rejang Lebong.
Dayung bersambut, pengembangan Warkop Digital ini mendapat dukungan dari perguruan tinggi, unsur pemuda dan pelaku pemberdayaan masyarakat desa.
Praktisi Pemberdayaan Desa Digital dan Desa Wisata Hermen Malik mengatakan, pendekatan eco friendly dan promosi desa wisata Bengkulu berbasis back to nature, menjadi peluang Bumi Rafflesia untuk menggerakkan ekonomi desa.
Kemudian melihat dunia saat ini menuju perubahan berbasis back to nature dan eco friendly, dimana orang kota ingin kembali ke suasana kehidupan desa yang sederhana, eco friendly secara ekologi. Lalu kehidupan itu guyub satu sama lain dan ini sangat mudah ditemui di desa.
“Oleh karena itu kita bersama-sama pemerintah, komunitas dan perguruan tinggi yang tertarik dengan pedesaan, bersama-sama mengembangkan ini. Untuk itu tadi sudah ada pengarahan dari Pak Gubernur nanti akan ditindaklanjuti dengan MoU,” jelas Hermen Malik usai berkoordinasi bersama Gubernur Bengkulu dan Perwakilan Universitas Bengkulu, di Gedung Daerah Balai Raya Semarak Bengkulu, Kamis (27/01).
Senada diungkapkan Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah. Menurutnya kerjasama tiga unsur yaitu pemerintah, pemberdayaan masyarakat dan perguruan tinggi menjadi hal terbaik menghadapi tantang era digital saat ini.
“Maka kita bersepakat antara 3 pilar ini bagaimana membangun desa di era digital dengan pendekatan konsepsi ramah lingkungan,” jelas Gubernur Rohidin.
Kemudian nanti akan muncul produk berupa aplikasi yang bisa menyajikan kepada dunia luar bahwa potensi desa itu besar, baik dari sisi pariwisata, pertanian, ketersediaan sumber daya, sehingga nanti peran perguruan tinggi dan anak muda akan sangat kelihatan.
“Apa yang sudah kita gagas selama ini terkait Warkop Digital saya kira itu menjadi salah satu produk dari pendekatan pembangunan desa di era digital, mengangkat potensi budaya daerah. Sehingga menarasikan bagaimana konsepsi emperement eco friendly nya yang harus lebih kita perkuat,” pungkasnya. (Adv)